Dan kira-kira 15 menit kemudian, Chacha terjatuh dari atas pohon itu. Thalita kaget setengah mati. Thalita membantu Chacha berdiri. Namun, belum sempat Thalita membantu, Chacha sudah berdiri di depannya. Namun aneh. Pakaian Chacha yang tadinya berwarna warni berubah menjadi putih. Thalita memegang tangan Chacha. Chacha tak bergerak. Perlahan tubuhnya terkulai lemas dan jatuh ke tanah. Thalita sangat kaget! Sejuta pikiran buruk menghantui Thalita. Thalita memegang wajah Chacha yang tampak pucat itu. Lalu dia melihat ke atas pohon. Thalita menyipitkan matanya karena ada cahaya terang dari atas pohon itu. Dan seketika itu Thalita jatuh terkapar ke tanah. Beberapa orang berpakaian serba putih membawa mereka ke suatu tempat yang terang. Chacha membuka matanya saat Chacha dan Thalita telah dibawa beberapa orang sampai di tempat yang terang itu.
‘’Enggh… Tempat apa ini? Kenapa pakaianku berwarna putih semua?’’kata Chacha keheranan saat melihat pakaiannya berubah menjadi putih berkilau. ‘’Mm…Tadi bukannya aku sedang diatas pohon yah?’’Chacha bergumam sendiri. Chacha melihat sekitarnya. Tidak ada orang. Chacha panik. Chacha merebahkan badannya ke sebuah tempat tidur yang sangat indah. Beberapa saat Chacha merebahkan diri di kasur itu, sesosok perempuan berambut panjang dan indah muncul dihadapan Chacha. Sosok itu Chacha kenal. Namun, Chacha tidak bisa mengingat itu. Chacha merasa, pernah bertemu orang itu.
‘’Chacha! Ayo ikut aku!’’kata sosok perempuan itu. ‘’Si.. Siapa kamu?’’kata Chacha merambat mundur. ‘’Tidak usah banyak bertanya! Cepat ikut aku!’’sesosok itu berkata dengan tegas dan menarik Chacha dengan keras. ‘’Arghh!! Lepaskan aku!! Lepaskan!!! Sakit!!!’’Chacha berteriak dengan kencang sambil memberontak dari rejangan sosok perempuan cantik itu. ‘’DIAM!’’kata sosok perempuan itu sambil menendang kaki Chacha. ‘’Sakit !!!’’kata Chacha sambil meringis. Kaki Chacha sangat sakit dan dia tidak bisa berdiri. Chacha diseret oleh sosok perempuan itu ke suatu tempat. Chacha tak berdaya lagi untuk memberontak dari cengkraman perempuan itu.
Chacha di lempar saat sudah sampai di tempat itu. Banyak kabel berserakan di ruangan itu. Lalu, perempuan yang membawanya ke tempat itu berlutut dihadapan seseorang lelaki yang berbadan besar.
‘’Ini dia, Yang Mulia. Anak yang memegang kunci keabadian.’’kata perempuan itu. Chacha tercengang saat mendengar kata-kata itu. Di tempat itu, tidak ada seorang anakpun kecuali Chacha. Laki-laki yang disebut Yang Mulia oleh perempuan itu melangkah perlahan ke arah Chacha. Chacha yang sudah tak berdaya hanya pasrah. Chacha di ikat oleh orang itu dengan kencang. ‘’Saa… Sa… kitt …’’kata Chacha hampir tak terdengar. ‘’Diam kau!!!’’kata orang yang mengikat Chacha sambil memukul Chacha. Chacha hanya meringis kesakitan. Chacha tahu, bila dia berkata sepatah katapun, pasti ia akan dipukul.
Beberapa saat setelah itu, seorang perempuan membawa masuk seorang anak perempuan yang sebaya dengan Chacha. Chacha berdesis ‘’Thalita kah kamu?’’. Anak perempuan itu menoleh ke arah Chacha. ‘’Ya.’’jawab anak perempuan yang ternyata Thalita. ‘’Thalita!’’kata Chacha pelan. ‘’Apa, Cha?’’kata Thalita sambil memegang kepalanya yang terasa sakit. ‘’Aduh. Seluruh badan gue rasanya sakit. Eh, kok lo bisa sampe sini?’’kata Chacha lemah. ‘’Sama gue juga, Cha. Ga tau. Tadi pas gue pingsan di depan pohon, tau-taunya gue udah di satu kasur. Terus gue di dibawa ke sini.’’kata Thalita agak pelan. ‘’Yah… Gimana kita mau balik, Tha?’’kata Chacha kecewa. Belum sempat Thalita menjawab, ‘’ARGHH!!!!!”jerit Chacha.
No comments:
Post a Comment