Awalnya, aku tak peduli dengan kehadiranmu. Bagiku, kau hanya seorang kakak kelas biasa. Tapi sejak hari itu, aku tidak sengaja menatap matamu. Hatiku bergetar, yah, perasaan tidak jelas merasuki hatiku. Aneh memang, tapi inilah yang kurasakan.
Aku tidak mau mengakui perasaanku padamu, karena kurasa itu hanya perasaanku saja. Dimulai saat aku mengatakan pada sahabatku, bahwa kau tampan. Dan temanku mengakui bahwa kau tampan. Lalu, saat aku berpapasan denganmu, aku tidak berani menatap wajahmu. Saat kau lewat dan kau tidak melihatku, aku memperhatikanmu dengan seksama.
Ya, akhirnya aku menyadari bahwa aku suka padamu. Tapi aku tidak berani berharap banyak. Aku hanya berani mencintaimu diam-diam. Memperhatikan setiap gerakanmu.
Lalu, pada akhirnya aku menapatkan pin blackberry-mu dari seorang temanku yang lain. Aku mulai ber-bbm-an dengannya. Bagiku, kau adalah anak yang benar-benar asik. Tampan luar dalam seperti adanya. Saat-saat kita saling ber-bbm-an, itu adalah saat yang benar-benar membahagiakan bagiku.
Tapi kebahagiaan itu tidak berlangsung lama. Keraguan meliputi hatiku. Aku menyadari bahwa sulit untuk mendekatimu. Aku sempat memutuskan menyerah, tapi entah mengapa setiap aku memutuskan untuk menyerah, selalu saja ada alasan yang membuatku untuk mengirimu bbm.
Dan saat salah seorang temanku yang lain lagi mendapat pin blackberry-mu dari handphoneku yang tidak ku lock, kalian berdua ber-bbm-an. Kau tau, aku sakit hati? Kau pasti tidak tahu. Dan parahnya, temanku tidak mau memberi tahu tentang apa kalian ber-bbm-an.