8 May 2010

Sahabat Sejati *Surat Pertama-1-*

April 18th 2004
Sejak aku mengikuti lomba fashion show di suatu kota besar, aku mengenalnya. Anaknya baik dan cantik. Aku ingin berteman dengannya. Bahkan ingin bersahabat dengannya. Namun, karena kota tempat aku dan dia tinggal berjauhan, aku tidak bisa berteman dengan dia.
Akupun pulang ke rumah setelah pulang exkul. Sudah satu tahun berlalu sejak aku mengikuti lomba itu. Dulu, aku dan dia pernah berjanji setelah lomba fashion show berakhir, kami akan berkiriman surat. Namun, tak ada surat yang datang darinya. Tidak tahu deh dia masih mengingat aku apa tidak.
‘’Mum!’’sapaku saat masuk ke ruang tamu rumahku yang sangat besar ini. ‘’Hai my little angel.’’kata mum sambil mengecup pipiku. ‘’Bagaimana sekolahmu, sayang?’’tanya mum. ‘’Baik dong, mum. Aku ganti baju dulu yah.’’jawabku sambil meletakan tasku di tempatnya. ‘’Oke, Karen. Cepat yah. Mum punya kue yang tadi di beli dad di toko kue di seberang stasiun.’’ Ya, Karen adalah namaku.Laluna Karen Clarissa lengkapnya. ‘’Oke mum.’’
Aku dengan cepat memilih pakaian rumah yang sangatku sukai. Kalau dad membeli kue di toko depan stasiun, aku paling tidak bisa menahan rasa ingin maka itu. Saat hendak keluar kamar, mataku terbelak melihat sebuah kalung emas putih yang cantik. Kurasa ini punya mum. Aku mengambil kalung itu. Segera aku turun dan menuju taman belakang. Biasanya aku, mum, dad dan Lea makan kue dan minum teh di taman ini. Lea adalah adikku yang masih kecil. Lea sekolah di Vergiene Pre-School. Aku bersekolah di Vergiene Elementary School. Siang ini, Lea belum pulang sekolah, maka aku dan mum yang makan kue ini. Nanti malam dad pasti akan membawa kue yang lebih banyak lagi. Back to story…
‘’Mum, apa ini punya mum?’’kataku sambil menarik kursi yang ada di samping mum. Aku menunjukan kalung yang tadi ku temukan. ‘’Ohh. Itu punya Aunti Sheila.’’jawab mum setengah kaget. ‘’Kok bisa ada dikamarku yah, mum? Aneh deh.’’tanggapku. ‘’Tidak tahu, Karen. Aunti Sheila kan ada di Aussie.’’kata Mum sambil menuang teh. ‘’Ahh, mum. Mum, boleh kalung ini untukku?’’kataku. ‘’Boleh cantik. Pakai saja. Pasti cocok untukmu.’’kata Mum sambil memasangkan kalung yang cantik itu padaku. ‘’Bagus loh, Karen. Kamu terlihat cantik.’’kata Mum tersenyum. ‘’Iya mum. Thanks yah.’’kataku sambil mengambil chesse cake yang menggiurkan.
Beberapa waktu aku ngobrol dengan mum, Lea pulang. Lea pulang diantar supir kami, Oom Ken. ‘’Mum, Sis Karen!”sapa Lea sambil meletakan tasnya di ayunan kebun. ‘’Hai Lea! Tasnya di letakan di tempatnya dong.’’kata mum sambil berjalan ke arah Lea. ‘’Baik mum. Mum, aku boleh ikut minum teh kan sama mum dan sis?’’kata Lea. ‘’Boleh Lea sayang. Sekarang ganti baju yah.’’kata Mum mengacak rambut Lea. ‘’Oke mum. Tunggu aku yah.’’ Aku tersenyum melihat tingkah Lea. Ya, itu kebiasaan keluargaku. Memanggil kakak dengan sebutan Sister. Singkatnya Sis. Lea sangat imut. Suaranya mengemaskan. Aku sangat sayang pada Lea.
‘’Mum! Lea udah ganti baju nih!’’kata Lea membuyarkan lamunanku. Suara Lea yang kencang itu mengagetkanku. Aku terkikik sendiri. ‘’Sis, sister kenapa?’’kata Lea kebingungan melihatku tertawa sendiri. ‘’Eh. Nggak apa-apa Lea. Yuk duduk.’’kataku sambil menarik sebuah kursi disampingku. ‘’Wah. Thanks sis. Aku mau kue!”kata Lea setelah duduk. ‘’Ambil yang kau suka, Lea.’’kata Mum sambil tersenyum melihat aku dan Lea. ‘’Oh ya, Karen. Ada surat tadi. Itu untukmu.’’kata Mum. ‘’Surat? Dari siapa, mum?’’jawabku. ‘’Nggak tahu. Kamu lihat saja.’’kata Mum sambil menuangkan teh untuk Lea. ‘’Oke.’’jawabku. Aku berlari ke meja surat di halaman depan rumahku. Meja itu dibagi jadi beberapa bagian. Ada bagian untuk suratku, surat untuk dad, untuk mum dan untuk Lea. Meja itu dibuat oleh dan dan Oom Ken.
Aku melihat meja surat bagianku. Waw! Ada sebuah amplop surat. Langsung ku ambil surat itu. Aku berlari ke taman belakang. Aku duduk di ayunan kesayanganku. Warnanya pink, warna favoritku. Segera ku buka surat itu. Aku mengeluarkan isi suratnya. Kertas surat itu lucu. Warna biru langit. Ada gambar seorang anak yang mengejar balon. Aku tersenyum. Aku membaca surat itu. Begini isi suratnya :

Untuk Sahabat jauhku April 13th 2004
Laluna Karen Clarissa
Di Washingtown ….

Hey, Karen! Apa kabar?
Duh, sudah lama banget yah kita tidak berkomunikasi. Aku baru sempat mengirimmu surat sekarang. Habis, aku sibuk di sini. Masih inget nggak sama aku? Hehe . jangan-jangan udah lupa.
Hey, tahu tidak. Aku mendapat juara 1 lomba fashion show di kotaku lho! Sungguh senang aku mendapat juara 1 itu. Saat aku di atas panggung, aku tiba-tiba ingat akan kamu, Kar! Ya! Dulu kamu yang membuatku berani tampil di depan banyak orang. Tanpa kamu, takkan ku dapatkan juara 1 itu.
Oh ya. Kata dad, tahun ajaran baru nanti aku akan pindah ke Washingtown. Dad dipindahkan tugas ke Washingtown. Ahh. Aku jadi ingin cepat-cepat pindah ke Washingtown. Ya, biar bisa dekat sama kamu, Kar.
Udah dulu yah, Kar. Aku bingung harus ngomong apa lagi. Salam buat Lea si imut sama ortu kamu yah. Hehe . oh yah. Sekalian alamat E-Mail kamu yah, Kar. Bye … Ku tunggu jawabanmu !!

Salam kangen,

Vianney Caeresta

Aku tersenyum membaca surat itu. Mum dan Lea bingung melihat aku senyum sendiri. Lalu, aku kembali ke meja tempat aku, mum dan Lea minum teh.
‘’Dari siapa, sis?’’tanya Lea. ‘’Dari Sis Vianney. Masih inget nggak, Le?’’jawabku sambil meletakan surat itu di meja. ‘’Ohh. Apa kabar tuh si Vianney?’’kata Mum sambil mengambil kue lagi. ‘’Baik kok mum. Vianney katanya mau pindah ke Washingtown loh.’’jawabku. ‘’Wah. Enak dong. mum kangen juga sama mamanya Vianney.’’kata Mum sambil meneguk tehnya. ‘’Mum. Aku mau ke kamar dulu yah.’’kataku bangkit dari kursi. ‘’Oke.’’
Aku berlari ke kamarku. Mengeluarkan kertas surat yang lucu. Lalu mulai menulis ……

No comments:

Post a Comment