8 May 2010

Chacha Tata Thalita Sandra Adventure *3*

Entahlah sudah beberapa bulan setelah mimpiku yang aneh itu. Tapi tetaplah aku tidak bisa melupakan siapa Kaira itu, dan tanah lapang yang aneh itu. Sekarang, aku masih bingung. Ada apa dibalik semua itu? Aku tidak tau, sebenarnya apa yang mau disampaikan padaku melalui mimpi itu. Tapi, aku hanya menunggu saja, aku yakin suatu saat semua itu pasti terjawab.
Mungkin, ini ada hubungannya denganku. Aku masih bingung dengan semua pertanyaanku. Uh… Setiap hari pasti ada 1000 pertanyaan yang muncul di otaku setiap harinya.
Hari itu, aku pergi ke sekolah dengan langkah gontai. Tidak seperti biasanya. Slalu semangat, ceria. Dikelas, Tata menyambutku dengan gembira. Namun, aku tidak menjawab. Tatapun khawatir.
‘’Kenapa, Cha?’’kata Tata padaku. ‘’Oh..eh…. ga koq, Ta. Cuma, lagi pusing dikit ajah.’’jawabku cepat.
‘’Kamu sakit? Mau aku antar ke UKS?’’kata Tata. ‘’Ga usah, Ta. Aku ga papa koq. Cuma, pertanyaan tentang mimpiku tetap saja menghantuiku setiap saat. Uh…’’kataku lagi.
***
Aku ga tau kenapa. Kenapa aku tiba-tiba bisa kayak gini. Padahal sebelumnya aku ga papa koq. Pertanyaan itu ga bikin aku pusing. Tapi, kenapa sekarang aku pusing banget mikirin itu ya?
Saat akan berpikir mengapa seperti itu, dari belakangku, Thalita merangkulku sambil tertawa kecil.
‘’Hai, Cha. Koq tadi kita ga ketemu sih pas di sekolah?’’kata Thalita. ‘’Masa sih? Tadi aku sih liat kamu main sama temen kamu, jadi aku ga mau ganggu ya, aku ga panggil kamu deh… hehehe..’’jawabku.
Pertemuan itu membuat aku sedikit menghapus rasa pusingku karna memikirkan mimpiku itu. Hanya, sepertinya hari ini Thallita terlihat sangat senang. Aku mencoba bertanya.
‘’Tha, kayaknya lagi seneng nih… Ada apa nich?’’kataku sambil tertawa. ‘’Ah, biasa aja koq, Cha. Cuma perasaan kali. Aku ga lagi seneng koq. Biasa-biasa ajah tuh….’’katanya sambil mencubit pipiku.
Aku hanya tersenyum mendengar perkataannya. Kalau Thalita mencubit pipiku, itu sih sudah biasa. Hanya, kali ini aku ga membalas cubitannya yang bikin aku ketawa itu.
‘’Eh, Cha. Tadi kata Tata, kamu kayaknya lagi ada pikiran yang ganggu kamu ya?’’kata Thalita. ‘’Iya. Cuma ga papa koq.’’ ‘’Itu Cuma soal mimpiku itu.’’ Kataku lagi.
‘’Ohh…. Soal mimpi kamu itu, jangan terlalu kamu pikirin ya, Cha. Nanti kamu jadi pemurung lho…. Hehehe….’’kata Thalita sambil mencubit pipiku lagi. ‘’Aduh…. Iya, iya. Aku ga bakal jadi pemurung koq. Tenang ajah deh. Hahaaaa…..’’jawabku sambil mencubit pipi Thalita lagi.
Aku cukup terhibur karena Thalita yang selalu berhasil membuatku tertawa. Beruntungnya aku meliliki sahabat seperti dia.
***
Saat sampai dirumah, aku sangat kaget begitu melihat kamarku. Ya ampun…. Berantakan sekali..! ‘’Siapa yang mengacak-acak kamarku menjadi seperti ini?’’kataku dalam hati. Yah… aku terpaksa membereskan kamarku lagi deh. Bantal-bantalku terlempar sana-sini. Boneka-bonekaku berantakan. Lemari bajuku acak-acakan. Baju-baju berserakan diluar lemari. Aku kesal sekali. Rasanya ingin teriak dikamar.
***
Mungkin sudah 2 jam aku berada dikamar untuk merapikan kembali kamarku itu. Emang sih udah selesai, tapi, kesalnya itu ga selesai-selesai. Aku memutuskan bertanya pada mama siapa yang mengacak-acak kamarku.
‘’Mah, tadi liat ga siapa yang ngacak-ngacak kamarku?’’tanyaku pada mama. ‘’Ohh…. Itu Ichiko yang ngacak-ngacak. Ichiko sepupu kamu. Tapi, kamu pasti ga kenal deh.’’balas mama. ‘’Ohh…. Ya udah deh ma… aku ke kamar dulu ya….’’kataku pada mama. ‘’Ya udah. Kamu istirahat deh.’’jawab mama.
***
Huh.. Aku masih menggerutu karena kamarku jadi berantakan banget. Walau kamarku sekarang udah ga berantakan lagi, Cuma kan kesalnya itu ga ketahan. Aku masih mikirin, kenapa Ichiko itu berani-beraninya masuk kekamarku tanpa izin. Kan ga ada orang rumah yang berani masuk kamarku saat aku sekolah. Emangnya si Ichiko itu umur berapa sich? Koq dia berani masuk kamarku tanpa izin?
***
Besoknya disekolah, aku bercerita tentang kamarku dan Ichiko. Ya tentunya aku bercerita pada Tata dan Thalita.
‘’Hem, mungkin dia itu mencari sesuatu dikamarmu, Cha.’’kata Tata setelah aku berbicara 10 menit tanpa henti. Aku yang masih mengatur nafasku karna kecapekan bicara hanya diam sebentar. ‘’Ahh, ga mungkin kali, Ta. Aku aja ga kenal sama di….’’ ‘’Cha,cha..! Coba liat anak itu deh. Cantik banget, ya! Anak kelas berapa tuh?’’ kata Thalita memutus bicaraku. Aku hanya melihat anak itu sesaat. Aku terlonjak kaget. Anak itu sama percis dengan yang ada di mimpiku. Ya…! Kaira! Tapi, bagaimana anak itu sampai disekolahku ya?





Chacha beruntung memiliki sahabat seperti Tata dan Thalita. Mereka dapat menghibur Chacha bila sedang sedih. Namun, masih banyak pertanyaan yang belum terjawab dari mimpi Chacha itu. Siapakah sebenarnya Ichiko itu? Siapakah sebenarnya Kaira itu? Apakah maksud semua mimpi Chacha?

No comments:

Post a Comment